Oh yaa, biskuit Khong guan mulai memasuki pasar di Indonesia sekitar tahun 1950 an. Saat itu, sebuah perusahaan importir yang bernama NV Giok San Kongsie yang didirikan oleh tiga orang, yaitu Ong Kong Ie, Kwee Boen Thwie (Hidayat Darmono) dan Go Swie Kie (Dasuki Angkosubroto). Mulai mendatangkan biskuit Khong Guan ke Indonesia, tepatnya pada 6 September 1956. Kemudian, pada tahun 1969, kepemilikan perusahaan bertambah dua orang yaitu Ira Susanti dan Hartono Kweefanus.
Karena permintaan pasar yang tinggi pada saat itu, akhirnya pada tahun 1971 biskuit Khong Guan mulai di produksi di dalam negeri dengan pabrik yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur.
Kemudian pada tahun 1972, perusahaan pembuat biskuit Khong Guan di Indonesia yaitu NV Giok San Kongsie berganti nama menjadi PT Khong Guan Biscuit Factory Indonesia hingga saat ini.
Perlu diketahui, PT Khong Guan Biscuit Factory Indonesia, tidak saja memproduksi Khong Guan Red Assorted Biscuits yang begitu melegenda. Namun juga memproduksi berbagai jenis biskuit. Seperti biskuit Khong Guan Saltcheese Combo, Malkist rasa abon dan Malkist Crackers.
Nah, untuk menjawab pertanyaan besar seluruh penggemar biskuit Khong Guan di Indonesia terkait ketiadaan sosok ayah di gambar sebuah keluarga kecil yang terdapat di kaleng kemasan biskuit Khong Guan. Bernadus Prasodjo sang pencipta gambar di kaleng Khong Guan pun angkat bicara.
Bernardus mengungkapkan, bahwa perusahaan pembuat biskuit ingin menonjolkan sosok ibu dalam gambar yang ada dalam kemasan kaleng tersebut. Karena hal tersebut merupakan strategi bisnis untuk mempengaruhi para ibu rumah tangga untuk mau membeli biskuit Khong Guan.
"Jadi yang penting ada ibunya di situ karena yang belanja ibunya kok," ujar Bernadus Prasodjo
Selanjutnya, Bernadus Prasodjo juga menjelaskan bahwa untuk pembuatan gambar di kaleng biskuit Khong Guan itu melalui beberapa tahapan. Menurutnya, prosesnya di awali dengan membuat sketsa dulu,setelah itu diajukan ke perusahaan. Setelah semua setuju, maka baru ditetapkan gambarnya.
"Kita sketch dulu. Kira-kira seperti ini mau enggak. Sampai sudah setuju kira-kira komposisinya seperti itu, baru kita lukis," jelas Bernadus.