Hampir Berumur Seabad, Rumah Ini Jadi Saksi Sejarah Perkembangan Industri Film Tanah Air

18 November 2020, 16:43 WIB
Seorang warga duduk di rumah berusia seabad, yang jadi saksi perkembangan industri film Tanah Air. /Mudanesia/Pradana

MUDANESIA - Sejarah perfilman Indonesia terproyeksi dari sebuah rumah panggung dengan tembok dari bilik anyaman bambu di Kampung Sukahaji, RT 2 RW 1, Desa Kayu Ambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Rumah ini menjadi saksi sejarah perkembangan perfilman Tanah Air, usai dijadikan tempat syuting sekuel film Si Kabayan tahun 80-an silam.

Warna biru dan putih mendominasi rumah yang terletak di tengah sebuah halaman luas dengan hamparan rumput hijau. Dulu, rumah itu dijadikan rumah Nyi Iteung, Abah, dan Ambu yang dalam ceritanya menjadi pasangan Kabayan.

Baca Juga: Klaster Pesantren di Kota Cimahi Kembali Bertambah

Kabayan dalam ceritanya sendiri diperankan oleh aktor kawakan yang saat ini sudah meninggal dunia, yakni mendiang Didi Petet.

Didi Petet memerankan Kabayan sejak tahun 1989 hingga 1994 dengan jumlah empat judul film, yakni Si Kabayan Saba Kota (1989), Si Kabayan dan Anak Jin (1991), Si Kabayan Saba Metropolitan (1992), terakhir ada Si Kabayan Cari Jodoh (1994).

Sementara sosok yang memerankan Nyi Iteung, juga bukan aktris sembarangan. Tercatat nama besar semacan almarhum Nike Ardilla, Paramitha Rusadi, serta Desy Ratnasari, pernah menjejakkan kaki di rumah yang menjadi ciri khas kesederhanaan budaya sunda itu.

Baca Juga: Bisnis Budidaya Ikan Cupang Menggiurkan, Begini Tips untuk Pemula

Berdasarkan penuturan sang pemilik, Ida Widaningrum, rumah tersebut dibangun oleh kakeknya sekitar tahun 1923. Hampir berusia 100 tahun, pemilik masih mempertahankan desain rumah tanpa ada perubahan yang sangat mencolok selain hanya beberapa bagian diganti materialnya lantaran sudah usang.

Namun, di bagian dalam, suasana pedesaan sangat kental terasa. Lantai kayu dengan bunyi berdecit saat diinjak, dinding bilik, serta lampu temaram menghiasi setiap sudut ruangan rumah.

Belum lagi bagian dapur atau pawon yang luas tempat bercengkerama keluarga tampak bersih dan rapi diengan tata letak perabotan jadul (zaman dulu) menciptakan suasana yang nyaman, klasik, intim.

Baca Juga: Inspirasi Motif Kain Dari Pandemi Covid-19

Di ruang tengah, sengaja dipasang kumpulan foto pemeran bersama kru film dan keluarga pemilik rumah sebagai kenang-kenangan bagi anak cucuk kelak dibingkai dalam figura sederhana namun sarat makna.

"Rumah ini memang sudah sangat tua sekitar 97 tahun. Jadi saat ibu saya baru berusia 40 hari, dibawa pindah oleh nenek saya ke sini katanya. Dan sekarang ibu saya sudah meninggal," ujar Ida (62), yang juga cucu pemilik rumah, Rabu, 18 November 2020.

Ida menuturkan, sebagian besar perabotan rumah tersebut masih asli peninggalan nenek moyang mereka yang didapat dari hasil lelang peninggalan zaman Belanda sebel akhirnya Indonesia merdeka.

Baca Juga: Cimahi Kembali Zona Merah, Begini Kata Ajay M. Priatna

"Ini koleksi perabotan asli kakek-nenek kami, belum pernah diganti, tapi ada beberapa yang sudah diperbaiki. Di masanya termasuk barang mewah karena merupakan pembelian hasil lelang dari orang Belanda," tuturnya.

Bangunan berukuran 20x8 meter persegi ini berdiri di atas lahan seluas kurang lebih satu hektare. Jauh sebelum dipakai syuting film Si Kabayan, rumah tua tersebut juga sempat dijadikan lokasi syuting sinetron dan film lainnya, semacam Emas Putih, Kelabang Gendi, dan Pel Ajaib.

"Mungkin karena suasananya yang nyaman dan desain rumahnya cocok dijadikan untuk tempat syuting, jadi agak sering disewa," terangnya.

Baca Juga: Pertarungan Empat Academia di Pop Academy Memanas, Suara Chelsea Bergetar

Ida menuturkan saat ini rumah tersebut lebih dijadikan sebagai tempat berkumpulnya keluarga besar di hari-hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha.

"Paling dipakai untuk pertemuan keluarga saja karena lumayan banyak kalau semua kumpul," bebernya.

Sampai sekarang masih banyak pengusaha yang menawar rumah tersebut untuk dijadikan pembangunan toko dan peruntukkan lainnya. Bahkan masih banyak juga yang meminta izin untuk memakai rumah tersebut sebagai lokasi syuting.

"Yang nawar banyak, katanya mau dijadikan toko atau tempat wisata. Ada juga yang mau izin buat syuting, tidak akan kami beri izin lagi, karena kondisi rumah sudah tua, sehingga tidak memungkinkan."

Baca Juga: Biar Tetap Segar Berada di Dalam Rumah Terus, Ini Dia 8 Tanaman Penyaring Udara Kotor

"Dengan kru yang banyak takut rubuh kalau syuting di dalam. Kalau di bagian luar rumah silakan saja," tuturnya.

Sebagai ahli waris Ida belum terpikir merenovasi rumah tersebut. Selain memerlukan dana yang cukup besar untuk merenovasi rumah, Ida juga merasa ingin menjaga keaslian rumah warisan nenek moyangnya tersebut.

"Lebih baik seperti ini, unik. Rumah jadi terlihat antik dan lebih memunculkan perasaan kangen zaman dulu. Jadi kita juga ingin ada kenang-kenangan," tandasnya.***

Editor: Setiono

Tags

Terkini

Terpopuler