Kenapa 2024 Jadi Tahun Kabisat ? Yuk, Cari Tahu Sejarah dan Cara Menghitungnya

- 27 Februari 2024, 21:00 WIB
Simak sejarah soal terjadinya tahun kabisat, dan alasan kenapa tanggal 29 Februari terjadi 4 tahun sekali.
Simak sejarah soal terjadinya tahun kabisat, dan alasan kenapa tanggal 29 Februari terjadi 4 tahun sekali. /Pixabay/

MUDANESIA - Pasti semua orang sudah paham betul jika dalam satu tahun terdiri dari 365 hari. Tapi berbeda ketika kita berada di tahun kabisat. Artinya, dalam satu tahun kabisat itu bukan jumlah harinya bukan 365 hari lagi tapi bertambah 1 hari menjadi 366 hari. Ya, jadi

Perlu di ketahui, jika tahun kabisat merupakan sebuah tahun di mana pada tahun tersebut terdiri dari 366 hari. Tahun kabisat ini hanya ada di setiap 4 tahun sekali. Tahun kabisat atau juga Leap Year ini punya perbedaan di jumlah hari pada bulan Februari saja. Jadi apabila pada tahun tahun biasa, jumlah hari di bulan Februari biasanya ada 28 hari, maka di tahun kabisat bulan Februari bertambah 1 hari menjadi 29 hari.

Sejarah Tahun Kabisat berawal dari kekesalan Julius Caesar seorang raja yang berkuasa pada tahun 44 SM. Julius Caesar inilah yang mengubah sistem penanggalan pada kalender Masehi.

Pada zaman Julius Caesar, sistem pengkalenderan mengalami perubahan. Pada saat itu sistem pengkalenderan menggunakan pergerakan matahari. Dari pergerakan matahari itulah yang dijadikan acuan untuk mengatur panjangnya hari dalam satu tahun. Jadi, dalam satu tahun terdiri dari 365 hari.

Raja Julius Caesar ini dikenal juga sebagai Bapak Tahun Kabisat atau Father of Leap year. Bangsa Romawi pada awalnya mengenal hari kalender itu hanya 355 hari. Namun akhirnya, Julius menambahkan satu hari ke bulan yang berbeda untuk membuat kalender 366 hari. Sebenarnya, perhitungannya itu sendiri sudah dilakukan oleh seorang astronom Romawi yang bernama Sosigenes .

Astronom tersebut menambahkan satu hari di setiap bulan Februari yang terdiri dari 28 hari. Satu hari ini ditambahkan setiap tahun keempat. Jadi di tahun keempat bulan Februari akan memiliki tambahan hari ke 29.

Kemudian perhitungan tahun kabisat itu di sempurnakan oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582. Dirinya mencetuskan sebuah aturan yang mengatakan bahwa hari kabisat tersebut akan jatuh pada setiap tahun mana saja yang bisa dibagi dengan 4. Maka dari itulah setiap tahun yang bisa dibagi dengan 4, bulan Februari akan terdiri dari 29 hari.

Terkait cara menghitung tahun kabisat dalam satu tahun Syamsiah sebenarnya tidak secara persis terdapat 365 hari. Lebih tepatnya 365 hari lebih 5 jam 48 dan menit. Maka, di setiap 4 tahun sekali maka akan kekurangan sekitar 23 jam 15 menit. Lalu untuk mengkompensasi hal tersebut maka setiap 4 tahun sekali di berilah satu hari ekstra yaitu tanggal 29 Februari.

Untuk mengetahui algoritma untuk menentukan suatu tahun apakah masuk tahun kabisat atau bukan, berikut ulasannya:

Halaman:

Editor: Alif Niyu Ramdhan Rusyadi

Sumber: LAPAN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x