Berkunjung ke Singapura dan Mengorek Sejarahnya, Setengah Jam dari Padalarang

- 19 November 2020, 08:57 WIB
Masjid Jami Al Hidayah yang berada di Kampung Singapura, Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Masjid Jami Al Hidayah yang berada di Kampung Singapura, Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. /Mudanesia/Setiono

Baca Juga: Tingkatkan Kepercayaan Diri dengan Minyak Kemiri untuk Mencegah Kebotakan Rambut

"Tidak tahu awalnya bagaimana, tapi kayaknya nama Kampung Singapura ini tidak ada hubungannya dengan negara Singapura," kata pria kelahiran 1941 itu.

Menurut dia, nama Kampung Singapura bahkan lebih dulu dikenal luas dibandingkan dengan nama Desa Sumurbandung. Desa Sumurbandung mulai terbentuk pada 4 April 1984.

"Ketika Sumurbandung dimekarkan dari Desa Nyalindung, Singapura sudah ada duluan. Sejarahnya itu di sini ada sumur, yang menurut dongeng merupakan salah satu dari tujuh Sumur Bandung," terangnya.

Baca Juga: Ikatan Cinta Raih Rating Tertinggi, Arya Saloka Ungkap Sempat Ogah Main Sinetron

Selain terdapat sumur, di Kampung Singapura juga ada sebuah bangunan yang dikeramatkan bernama Keramat Singapura. Di tempat itu, setiap tanggal 14 Maulud selalu diadakan upacara nyuguhan.

Sesaji berupa nasi bungkus berisi telur didoakan sebagai penolak bala. Rutial tersebut, dulu, selalu diikuti juga oleh orang-orang dari luar Desa Sumurbandung.

"Sampai sekarang juga upacara itu masih ada, tapi hanya sedikit orang yang mengikutinya. Tempatnya sendiri sekarang agak terbengkalai, cuma tinggal berupa saung," katanya.

Baca Juga: Yuk Merapat! SIM Keliling Hari ini ada di Pusat Kota Cimahi, Cek Syaratnya di Sini

"Ada yang bilang, tempat itu pernah jadi petilasan Prabu Siliwangi. Namun, saya tidak tahu secara pasti," kata Daseng.

Ketika menjabat sebagai kepala desa, dia mengaku sempat berkeinginan untuk membangun Keramat Singapura agar dapat dilestarikan sebagai situs budaya.

Pemilik lahan sudah membolehkan, tetapi pohon-pohon kihiang yang tinggi-tinggi di sekitar Keramat Singapura harus ditebangi. Pernah ada cerita, dua pohon di antaranya ditebangi warga untuk dijadikan suluh.

Baca Juga: Berbagai Isu Beredar Terkait PDAM Tirtawening Hanya Isapan Jempol Belaka

"Ternyata mobil untuk mengangkut pohon itu malah mundur terperosok. Mobil itu mundur sendiri tanpa ada sopirnya, padahal sudah direm tangan," tuturnya.

Alhasil, rencana pembangunan situs budaya Keramat Singapura itu pun urung terlaksana. Warga dibayangi ketakutan mistis jika tetap melakukan pembangunan.

Kepala Desa Sumurbandung yang pertama, Entis Sutisna berpendapat, bahwa Keramat Singapura pernah menjadi tempat singgah Prabu Siliwangi saat berkelana. Orang yang memiliki ilmu kanuraga ini dikisahkan dapat melihat harimau di tempat tersebut.

Halaman:

Editor: Setiono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x