Tsunami Sampah Plastik Sebuah Fenomena Bencana Buatan Manusia

- 17 Februari 2024, 17:00 WIB
 Kondisi Darurat Sampah Plastik/foto "Sungai Watch"
Kondisi Darurat Sampah Plastik/foto "Sungai Watch" /

MUDANESIA - Sebelum kita berbicara sampah plastik, ada baiknya kita sendikit mengetahui dulu sejarah di temukannya plastik. Alexander Parkes yang pertama kali memperkenalkan plastik pada sebuah eksibisi internasional di London, Inggris pada tahun 1862.


Plastik temuan Parkes disebut Parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes mengatakan bahwa temuannya ini mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga yang lebih murah. Ia juga menemukan bahwa Parkesine ini bisa dibuat transparan dan mampu dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang digunakan. Lalu pada tahun 1907 bahan sintetis pertama buatan manusia ditemukan oleh seorang ahli kimia dari New York, Leo Baekeland. Dirinya mengembangkan resin cair yang diberi nama Bakelite.


Ralph Wiley, di tahun 1933 pekerja lab di perusahaan kimia Dow, secara tidak sengaja menemukan plastik jenis lain yaitu Polyvinylidene Chloride atau populer dengan sebutan Saran.
Di tahun yang sama pula, dua orang ahli kimia organik bernama E.W. Fawcett dan R.O. Gibson yang bekerja di Imperial Chemical Industries Research Laboratory, menemukan Polyethylene.
Setelah di temukannya Polyethylene penggunaan plastik secara massal dilakukan.

Penggunaan plastik secara masif baru dimulai di tahun 1974 ketika perusahaan-perusahaan ritel raksasa di Amerika Serikat seperti Sears, Jordan Marsh mulai menggunakan kantong plastik sebagai pengganti kantong kertas. Hal tersebut diikuti oleh toko-toko kelontong di Amerika Serikat dan Kanada di tahun 1977.

Hingga kini plastik menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Harganya yang murah, bobotnya yang ringan, mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan, tahan lama, tahan terhadap perubahan suhu dan cuaca serta beragam kelebihan plastik lainnya. Membuat pengunaan plastik kian masif. Hingga tahun 2005 penggunaan plastik diperkirakan mencapai 220 juta ton/ tahun. Saat ini seperti yang dikutip dari Inswa.org penggunaan material plastik di negara Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun lalu negara negara eropa barat yang mencapai 60kg/orang/tahun. Penggunaan plastik yang cukup rendah terdapat di India yang hanya 2kg/orang/tahun.

Dengan begitu masifnya penggunaan plastik membuat dunia mulai terhantui oleh plastik itu sendiri. Menurut laporan Environmental Protection Agency (EPA) US, di Amerika saja, produksi sampah plastik meningkat dari kurang dari satu persen pada tahun 1960 menjadi 12 persen atau sekitar 30 juta ton pada 2008 dari jumlah total produksi sampah domestik negara ini. Kategori sampah plastik yang terbesar berasal dari kemasan dan wadah seperti; botol minuman, tutup botol, botol sampo dan lainnya. Jenis sampah plastik juga ditemukan pada jenis barang plastik yang penggunaanya bertahan lama seperti pada peralatan perlengkapan dan perabotan, dan barang plastik yang penggunaannya tidak bertahan lama seperti, diaper, kantong plastik, gelas plastik sekali pakai, perkakas, dan perlengkapan medis.

Selain itu, Inggris juga di ketahui memproduksi sedikitnya 3 juta ton sampah plastik setiap tahun. Sebanyak 56 persen dari jumlah tersebut berasal dari kemasan, dan 75 persen (dari persentase kemasan) berasal dari sampah rumah tangga.

Seiring meningkatnya kesadaran akan manfaat teknologi daur ulang bagi lingkungan di tambah makin canggihnya teknologi daur ulang itu sendiri. Kini 80 persen masyarakat Amerika Serikat di sana telah memiliki akses pada kegiatan daur ulang plastik. Pertumbuhan bisnis daur ulang pun meningkat. Kini tercatat lebih 1.600 unit usaha terlibat dalam daur ulang plastik sehingga berbagai jenis plastik bisa didaur ulang.

Selain memperkenalkan kegiatan daur ulang plastik, ilmuwan juga terus dipicu untuk bisa mencari alternatif lain bahan pengganti plastik konvensional. Maka saat ini mulailah diperkenalkan plastik ramah lingkungan, degradable plastic, biodegradable plastic, atau bio plastik di tengah masyarakat.

Halaman:

Editor: Alif Niyu Ramdhan Rusyadi

Sumber: Inswa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x