MUDANESIA - Semasa pandemi Covid-19 upaya mempercepat kasus penurunan kekurangan gizi kronis, atau yang dikenal dengan stunting mengalami kendala.
Sebagaimana diketahui, kekurangan gizi ini berdampak pada gangguan pertumbuhan, sehingga anak bertubuh lebih pendek dibanding anak-anak seusianya.
Kendala penurunan stunting ini disebabkan beberapa faktor. Antara lain adanya penerapan pembatasan-pembatasan yang diterapkan untuk meminimalkan risiko penularan Covid-19.
Baca Juga: Januari 2021, Sekolah Tatap Muka dibuka, Orang Tua Boleh Larang Anaknya Ikut Sekolah
Selain itu, ada pula kendala seperti penurunan daya beli warga, hingga keterbatasan ruang fiskal pemerintah semasa pandemi Covid-19.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Hasto Wardoyo dalam siaran pers, Jumat, 27 November 2020, mengatakan perlu upaya yang lebih keras dibutuhkan untuk mencapai target penurunan angka stunting.
Menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, ia mengatakan, angka kasus stunting di Indonesia ditargetkan turun dari sekitar 27 persen menjadi 14 persen pada 2024.
Baca Juga: Apresiasi Kerja KPK Tangkap Edhy Prabowo, Febri Diansyah Sindir Penanganan Kasus Harun Masiku
"Dibutuhkan kesungguhan dan upaya keras agar bisa mencapai target tersebut," kata Hasto Wardoyo, dalam keterangannya, seperti dilansir Antara.